BMKG mendata hingga pukul 06.11 WIB sudah terjadi 43 gempa susulan di Tarutung, Tapanuli Utara, pascagempa Magnitudo 5,8 pada pukul 02.28 WIB.
Gempa dinihari itu telah dipastikan merusak dan menimbulkan korban luka-luka.
Informasi gempa terkini dikutip dari keterangan Pelaksana tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di akun media sosial Twitter.
“Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas Sesar Besar Sumatera segmen Renun,” tuturnya.
Dalam keterangan sebelumnya dia mengungkap gempa susulan bervariasi antara M5,1 yang terkuat hingga M2,5 yang terlemah.
Guncangan terkuat dialami di Tarutung, hingga skala VI MMI atau mampu mengejutkan semua penduduk dan membuat mereka berlarian ke luar rumah.
Terbukti dari keterangan warga yang terekam di media sosial.
Beberapa mengungkap guncangan sangat kuat atau kencang hingga sebagian menyebut, “Terasa mau kiamat.” Catatan Tempo.co, gempa Tarutung M5,8 Sabtu dinihari adalah gempa darat yang ke-12 di Sumatera yang terjadi sejak pertengahan September.
Mereka tersebar di Aceh, Sumatera Barat dan Lampung.
Sebagian dipicu aktivitas Sesar Sumatera di segmen Sianok dan Tripa.
Daryono menerangkan, gempa merusak sebelumnya di Tarutung adalah M5,5 pada 14 Juni 2011.
Dengan pemicu yang sama, yakni Sesar Sumatera, gempa saat itu merusak 165 rumah dan melukai lebih dari 50 orang.
Dirunutnya lebih jauh, sejarah gempa merusak Segmen Renun Toru: 1916 (M6,8) 1921 (7,0) 1984 (6,4) 1987 (6,6) 2011 (5,5) dan 1 Oktober 2022 (5,8) “Berdasarkan informasi terkini, gempa M5,8 yang terjadi menimbulkan kerusakan pada beberapa rumah warga dan beberapa warga terluka di Tapanuli,” katanya.
Tinggalkan Balasan